Monday, November 4, 2013

Jomblo Strawberry harus gondrong (Merdeka Gondrong)



            Hai guys, lama gue gk ngepost. Udah hampir berbulan-bulan gue gk buka blog gue. Tapi, bukan berarti gue gak nulis. Gue selalu nulis hampir tiap hari, tapi yang gue tulis adalah rumus dan tugas-tugas. Mungkin kalau kaya’ gini terus, gue bakalan jadi Einstein KW 100.
            Btw, gue terakhir kali ngepost tentang jomblo. Gue rasa gue gak akan ngelanjutin post tersebut. Karena gue yakin, everyone get sick of that. Jadi, setelah berhari-hari bertapa di dalem toilet. Gue nemuin sebuah topik yang lumayan disturbing hidup gue dan temen gue. Topiknya adalah “Rambut Panjang”. Hingga hari ini, yang namanya rambut panjang dikalangan pelajar itu masih termasuk hal yang sakral. Tiap panjang dikit, pasti sekolah udah nyuruh motong rambut gue. Parahnya, beberapa guru menyebut rambut gue mirip sama bulu ketek. Gue percaya rambut gue ikal dan awut-awutan, tapi rambut gue gak sebau bulu ketek. Apa sih yang sebenernya dipermasalahkan? Kerapian? mending rambut gondrong tapi berpakain rapi. Dari pada rambut ala jamur dipotong terus bajunya awut-awutan. Rambut panjang itu kalau rapi juga pasti rapi, bisa dibikin style ini-itu. Hidup jadi gak monoton kan men. Loe semua bisa ganti gaya rambut sesuka loe tiap hari.
            Sayangnya, di tangan yang salah, rambut panjang disalahgunakan. Banyak anak-anak sekolah yang jadi berandalan dan rambutnya panjang. Mereka mulai buat onar dengan style rambut panjangnya. Tiap rambut panjang dikit, poninya udah pasti dimiringin dikit ke kanan ataupun ke kiri. Mereka berpenampilan layaknya abis berantem lawan HULK. Udah gak berbentuk pelajar lagi deh pokoknya. Rambutnya yang panjang tuh biasa di buat nutupin headset kalau lagi pelajaran. Bahkan, ada yang rambutnya nutupin face mereka. Eh, tapi boleh juga sih, daripada wajah mereka yg udah gak karuan. Mending ditutupin rambut donk. Mungkin itu sebabnya beberapa guru disekolah selalu mendeklarasikan kalau anak yang rambutnya panjang itu pasti berandalan dan suka buat onar. Please, layaknya pepohonan yang tumbuh di tanah. Apakah kalian tega memotongnya? Mencabik-cabiknya dengan alat pencukur. Oh my god, kalau di hutan ada harimau dll. Didalam rambut  juga ada kehidupan. Beberapa kutu hidup disana. (Jujur, setelah gue baca lagi tulisan gue ini. Gue ngaca dan gue ke salon Cuma untuk meriksa adakah kutu dirambut gue. Kalau sampe ada, gue bakal potong gundul).

            In this modern era, gue rasa gak ada salahnya kita sebagai pelajar berambut panjang. Itu hak kita. They have their own way to make their own style, yag harus diperhatikan itu disiplin dalam menekuni ilmu. Disekolah itu cari ilmu, bukan cari nilai. Banyak pelajar sekarang yang lebih mentingin nilai daripada ilmu. Mereka melakukan berbagai cara buat dapet nilai yang bagus. Gue bener-bener salut sama pelajar-pelajar di luar negeri yang tidak memikirkan masalah rambut. Mau model kaya’ kuda poni kek, gajah duduk kek, jembatan ancol kek, Eiffel tower kek, mereka tetap disiplin dalam mencari ilmu dan menekuni ilmu. Don’t judge a book by the cover. Percuma donk penampilannya rapi disekolah mirip Einstein, tapi sebenernya dia individualis, sombong, bangga dengan nilai-nilainya. Ada nih temen gue yang pinternya sampe nyundul langit, tapi sombongnya juga nyundul neraka. Setiap ditanya ranking berapa, dia selalu jawab “ Biasanya gue ranking berapa”. Seolah-olah dia itu hebat sendiri. Banyak yang akhirnya ngejauhin dia. Tapi apa yang guru selalu lihat dari dia adalah NILAINYA. Gue yakin ada banyak anak yang gak terlalu pinter di akademik dan berkiprah di studi lain. Tampilan mereka dari luar memang tidak meyakinkan, especially rambut panjangnya. Tapi mereka sangat menekuni apa yang mereka suka. Berjiwa sosial tinggi dan selalu inget kalau mereka hidup di dunia ini nggak sendirian, alias mahluk sosialis erektus monkutus gondrongus. So, kesimpulannya adalah “biarkan mereka menjadi diri mereka sendiri dengan gaya mereka sendiri, dukung keinginannya, berikan wadah untuk bakat-bakatnya, dan hargai setiap karyanya”. Sekian dan terima kasih, saya Arjuna, saya Hafidz, kita calon PEMIMPIN RUMAH TANGGA YANG BAIK.

Saturday, August 3, 2013

Permasalahan para jomblo - Part 1


                 IYA, IYA, IYA GUE JOMBLO. KENAPA?
          
 Gue bingung sama orang-orang yang terlihat sangat bermasalah sama status jomblonya. Emang kenapa sih kalau jomblo? Ada 2 opsi dalam masalah jomblo itu : 1. Jomblo karena emang gak laku dan 2. Emang lagi belum nemu yang pas dan memilih untuk sendiri dulu. So, kenapa harus dipermasalahkan? Orang lain hanya bisa melihat diri orang lain kan dari luarnya saja, tapi kenapa semuanya selalu men-judge kalau orang yang jomblo itu selalu berada dalam opsi yang ke satu. Kalau emang kamu itu ada pada opsi yang kedua, yaudah biarin aja orang berkata apa. Jangan terlalu dipikir. There is something which is more necessary to thinking about.

             Gue hampir setahun ngejomblo, dan banyak yang bilang gue udah gak sehebat gue yang playboy dulu. Terus kenapa? Bukannya itu semua semakin bagus, gue udah gak playboy dan bisa kembali ke jalan yang benar, asyik... Semuanya selalu ngira gue ini gak laku, padahal mereka gak tau yang sebenernya. Gue always keep calm aja,mereka hanya suara kentut yang kedengeran bentar terus ilang, meskipun kadang masih membekas baunya.

             Temen sekelas gue yang saking galaunya karena kejombloannya bahkan sangat depresi banget setelah usahanya 2 tahun buat tampil keren dan berharap bakal dapet banyak perhatian dari cewek di hancurkan oleh anak baru di sekolah. Semua usahanya hancur dalam sekejap. Itu semua karena satu alasan “Money and vehicles is everything”. Entah kenapa? Di kota kecil bernama Bojonegoro ini, teori “Money vehicles is everything” sangatlah berlaku. Kabar kalau anak baru ini banyak duitnya dan motornya adalah motor gede sejenis moto GP,langsung menyebabkan banyak cewek-cewek yang langsung menempatkan perhatiannya ke anak baru ini. Mau cowok jelek, mau cowok kampungan, udik, katrok, kudet, kalau naiknya motor gede, pasti cewek-cewek bakal tertarik. Sedangkan cowok yang selalu aktif dalam organisasi, berprestasi, pinter, gak ada baunya sama sekali. Cewek-cewek hanya menganggap mereka itu anak-anak sok penting, sok sibuk, dan gak ada keren-kerennya sama sekali. Bahkan semua cowok di sekolah gue rata-rata adalah para mediocre yang gak pernah berani untuk tampil beda. Banyak anak-anak yang hidupnya gak jelas, sekolah isinya Cuma, tidur pulang ngopi, tidur pulang ngopi gak berenti. Tapi cewek-cewek malah sangat tertarik dengan cowok-cowok itu.

              Sekumpulan cowok-cowok di sekolah yang stylenya sama semua ( Rambut ala boyband semua, properties branded KW ) selalu jadi pusat perhatian cewek. Sedangkan anak yang tampil beda, dengan stylenya sendiri, yang menjadi sebuah ciri khas tidak pernah dilirik sedikitpun. Terkadang malah banyak yang stylenya alay, ngaku-ngaku stylenya itu style anak kota. Gue percaya sih kalau itu style anak kota, kota pelosok dunia. Gue bingung, bahkan waktu gue minta dicariin kenalan sama salah satu temen cewek gue, dia gak mau dengan alasan “ temen-temennya gak ada yang mau sama cowok yang gak berduit kayak gue”. Dan saat gue tanya kenapa harus cari yang berduit sekarang tapi masa depannya belum jelas, dia hanya jawab tahun 2013 itu waktunya cewek have fun dengan cowok-cowok yang berduit tanpa memikirkan cinta. So, buat apa loe memamerkan duit loe, kalau emang para cewek-cewek hanya mencari have fun dengan duit loe. Please guys, ini bener-bener gak masuk akal kalau loe harus seperti itu. Just be yourself, gue yakin loe bakal dapet cewek yang terbaik. Kapan kota kecil ini bisa berkembang kalau isinya anak-anak kayak gitu. Bisa dilihat, di sekolah gue yang dipenuhi anak-anak seperti itu aja udah mengalami kemunduran yang pesat. Don’t be to pretentious guys, you’ll be nothing in another place. Maybe you looks great here, but not in another place. 
To be continued~

Sunday, April 21, 2013

Komplotan Jomblo Strawberry (Jomblo terhormat)

Pada awalnya gue sama Hafidz itu nonton film Catatan Akhir Sekolah. Di dalam film itu ada dialog yang kata-katanya itu "Jomblo Terhormat". Sayangnya, dalam film itu gak ada penjelasan yang jelas tentang Jomblo Terhormat. Jadi, gue dan Hafidz mencobba mengartikan jomblo terhormat menurut kita berdua.

Tahap awal yang kita lakukan adalah dengan menjalani hidup sebagai jomblo. Tanpa harus dibuat-buat, gue sama Hafidz emang udah lama sih ngejomblo. Jadi seorang jomblo terkadang emang gak asyik. Rasanya itu sepi sendiri. Dimana yang lain bisa jalan dengan pasangannya masing-masing, kita para jomblo hanya berdiam diri sendiri.

Tahap kedua, Akhirnya kita coba cari gebetan, dapet sih gebetan. Tapi, gak pernah jadi pacar, memang nasib kita. Mereka nolak gue karena berbagai alasan. Mulai dari gue itu terlalu sibuk dan gak bisa ngurusin mereka, gara-gara motor gue gak keren, gara-gara baru beberapa minggu kenal, dll.
Satu yang paling gue gak terima, ada seorang cewek yang nolak gue karena menurut dia gue itu setengah waras. Yah, mau gimana lagi, udah nasib harus jomblo lagi.

Tiba-tiba di suatu sore setengah malam, Hafidz dateng ke gue dan bilang "Jomblo terhormat itu ada jomblo banyak gebetan, meskipun nanti gak jadi pacar". Setelah gue pikir-pikir mungkin lebih baik malah menjomblo aja. Akhirnya dalam kurun waktu berminggu-minggu gue menjalani semuanya tanpa memikirkan gebetan atau apapun, gue bersikap jutek banget sama yang namanya cinta. Gue lebih sering nongkrong sama temen-temen gue lebih sering main sama temen-temen gue. Dan akhirnya gue berniat untuk pergi liburan bareng temen-temen.

Gue pergi dengan niat murni berlibur. Disana gue berlibur bareng 4 temen gue, dan 2 temennya temen gue. 2 orang itu cewek, yang satunya udah kenal lama sih. Nah, yang satu ini baru aja kenal waktu itu. Anaknya agak aneh, lucu. kita main-main bareng. Waktu pulang gue gak lupa minta nomernya dan akhirnya kita sms an.

Beberapa hari, kita terus sms an, dan juga akhirnya gue berani ngajak dia ngedate untuk pertama kalinya. Di hari sabtu 21 April 2012, gue ngajak dia jalan bareng temen-temen gue. Kita akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan sendiri ke alun-alun. Di depan kerlip lampu dan jatuhnya air dari air mancur, gue akhirnya nembak dia. Dengan susah payah mulut gue nyoba ngomong hal itu ke dia.
Dan akhirnya gue mendapatkan pasangan.... yeeeyyy...!!

Gue dan dia menjalani banyak kisah dari mulai senang sampe sedih. Dan hari ini, 21 April 2013, gue udah gak sama dia lagi, udah beberapa bulan gue jomblo lagi, hehe. Tapi, dari semua itu gue tahu.
Dan akhirnya membentuk sebuah filosofi yang gue namai Jomblo Strawberry.

Meskipun jomblo gak harus bingung cari pasangan, itu semua akan datang dengan sendirinya tanpa harus dicari.

Tuesday, April 16, 2013

Munculnya kisah Jomblo Strawberry

Kenapa gue ubah blog gue jadi jomblo strawberry? Karena, jomblo-jomblo di Indonesia semakin lama semakin menjadi. Tiap hari galau, kerjaannya bingung cari pacar dan gebetan baru. Nah, dengan itu gue mau merubah prinsip para jomblo di Indonesia.

Jomblo itu lebih bebas, loe lebih bebas berekspresi, bisa deket sama siapa aja tanpa ada yang ngelarang. Apalagi kita-kita yang masih muda, dan berjiwa liar. Udah gitu, kalau kita jomblo itu juga masih tetep punya cinta lho. Nah, loe harus jadi jomblo strawberry untuk mendapatkan banyak cinta.

Jomblo strawberry, ini adalah salah satu jenis jomblo terbaru. Jomblo yang selalu terlihat senang dan menyegarkan. Meskipun kadang hati tidak senang, sebagai jomblo strawberry loe harus terlihat tetap tersenyum. Tetep manis luar dalem mirip sama strawberry. Jomblo strawberry tidak berusaha menjadi orang lain, hanya perlu menjadi diri sendiri dan apa adanya. Strawberry, tanpa harus dikemas secara indah pasti tetep banyak peminatnya, nah ini dia yang harus kita tiru. Kita ini harus apa adanya, hanya perlu menjadi diri sendiri dan always do the best for everything. Jadi, tanpa harus aneh-aneh, pasti udah banyak yang tertarik sama loe. Dan, dari banyaknya orang yang tertarik sama kita, pasti kita bakal dapet gebetan dengan sendirinya. Cinta itu akan datang dengan sendirinya karena cinta adalah....

Cinta itu canda dan tawa, dimana ada canda dan tawa disitu ada cinta. Meskipun nanti ada pahit dan sedih, itu cuma sebentar. Ujung-ujungnya juga kembali lagi ke canda dan tawa. Jomblo itu pasti lebih sering ngumpul bareng temen, asal bukan kumpul kebo ya. Nah, pastinya juga bakal ada banyak hal gila dan asyik yang dilakukan bareng sama temen-temen. Disitulah adanya cinta, jomblo banyak temen itu banyak cinta juga. Karena banyak tertawa dan bercanda menikmati indahnya dunia. Semakin banyak orang yang tertarik dengan kita, pasti akan bertambah juga persen canda dan tawa kita. Nah, itulah cinta. Gak harus sama pacar atau gebetan, sama temen aja kita bisa dapetin cinta. Gebetan akan datang dari sekumpulan teman-teman kita. Dan akhirnya cinta dari teman-teman kita bisa jadi cinta kepada satu orang yang akhirnya jadi pasangan kita.

Oke guys, selamat mencoba jadi Jomblo Strawberry. Semoga bermanfaat. hahaha..

Dampak toilet umum bayar

Udah beberapa hari ini gue sama Hafidz mengadakan sebuah penelitian. Dari hasil penelitian yang kita lakukan, dan atas pengalaman kami selama study tour di Bali, kami menyatakan bahwa "Toilet umum yang bayar itu merugikan".

Dari hasil pengamatan kami selama di Bali, kerugian yang dikarenakan toilet umum yang bayarnya hampir sama dengan beli pecel adalah uang saku berkurang tanpa terasa, setiap mau kencing atau buang air besar kita harus bayar. Belum lagi kalau nanti di pantai, bahkan untuk mandi bayarnya Rp.10ribu. Gue berpikiran bahwa disana air memang langka, sehingga untuk pengelolaannya aja butuh banyak duit.

Nah, beberapa hari ini gue juga melakukan penelitian di alun-alun Bojonegoro. Dan hasilnya lebih mencengangkan. Padahal toilet umum di Bojonegoro cuma harus bayar seribu rupiah,  tapi dampaknya juga mencengangkan. Ada bapak-bapak yang sengaja pipis di pohon, ada lagi yang pipis di tempat sampah yang ada di pohon, ada juga bapak-bapak yang sengaja nyuruh anaknya pipis di depan air mancur. Di depan gue dan Hafidz lagi.

Mungkin sekarang ini orang-orang banyak yang mirip sama anjing. Hampir semua pohon ditandai oleh air kencing. Mungkin mereka ingin memberitahukan pada dunia kalau pohon itu adalah daerah kekuasaannya.

Tapi, jika dipikir-pikir lagi. Urine yang mengandung urea itu dapat mempersubur tumbuhan. Nah, mungkin dengan cara kencing sembarangan, kita bisa membantu agenda pemerintah yaitu "Tanam 1 milyar pohon". Pohon-pohon yang udah ditanam itu kalau tanahnya dikencingi terus dengan hinanya pasti akan subur.

Yah, mungkin ada kekurangan dan kelebihannya. Itu semua kembali kepada individu masing-masing. Kencing tak harus bingung.

Sunday, April 7, 2013

Study tour at Bali


                Lama juga gue gak pernah ngepost, hehe. Beberapa minggu ini gue sibuk nulis novel gue, gue juga lagi giat-giatnya belajar gambar, kemarin 5 hari ada study tour ke Bali.  Jadi gue baru bisa nge post sekarang, nih! cerita tentang study tour yang baru aja gue jalani.
            Study tour yang diadakan sekolah gue, jatuh pada tanggal 28 Maret kemarin, tempat yang dituju tentu saja, Bali. 3 ekor temen gue sekelas ternyata 1 hari sebelum keberangkatan, udah pada bolos sekolah. Ada yang bolos gara-gara sakit, ada yang katanya harus istirahat dulu, biar nanti di perjalanan gak sakit (padahal waktu dia di bus dijuluki sebagai “Drunken master”, dia muntah entah berapa kali, mungkin kalau ditampung di ember udah bisa madamin kebakaran di Kemayoran).  Temen gue yang satunya ternyata harus nyiapin baju-baju dan perlengkapan yang harus dibawa buat pacarnya, bahkan temen gue ini lebih care dari nyokapnya pacarnya. Gilee bener.. Gue sendiri bukannya siap-siap gue malah nongkrong dirumah guru besar (Bpk. Yuli S.) sambil belajar gambar bareng si Hafidz. Dia itu temen gue dari kecil, dia itu ajaib, banyak kelebihan, kepalanya lentur bisa dimasukin ke sela-sela pager berbagai ukuran. Sayangnya, dia pasti gak bisa ngeluarin kepalanya. Bisa masukin gak bisa ngeluarin, ya itulah dia. Sepulang dari rumah guru besar barulah gue beres-beres dan nyiapin barang-barang yang mau gue bawa ke Bali. Malemnya gue gak tidur, gue bikin banyak sekali kalimat yang gue translate ke bahasa inggris lewat Google translate dan gue print. Intinya, yang gue lakukan itu adalah untuk membantu gue bicara sama bule.
            Paginya gue bangun agak pagian sih, sekitar jam 7-an tapi, lebih tpatnya sih kebangun. Soalnya, gue tidur lagi abis itu. Kumpul di sekolahan itu jam 9 dan berangkatnya jam 10 kalau di logika sih. Tapi yang tertulis di jadwal adalah kumpulnya jam 10 dan berangkatnya jam 9. Inilah yang bikin gue bingung, gue berangkat dari rumah jam 9 lebih, gue takut banget, gue kirain gue bakal telat. Gue liat perlengkapan gue, isinya kebanyakan celana dalem, untuk jaga-jaga kalau nanti basah di pantai. Heheehe... Sesampainya gue di sekolahan langsung gue nyariin si Hafidz, soalnya dia yang duduk di samping gue, Kalau dia ketinggalan kan yang disalahin pasti gue. Untungnya dia lagi muter-muter disekitar bus, langsung deh gue samperin.
            “Woi, loe ngapain muterin bus kita?” Tanya gue agak kebingungan.
            “Gini lo men, ini itu ritual biar selamat sampe tujuan, sini loe ikutan men.”
            “Ussh.. Nggak banget deh, loe mirip orang gila yang suka muterin tiang listrik tau gak?”
            “Kalau itu kan gila men, gue kan kagak gila men.” Si Hafidz tetap tegun dengan apa yang di lakukan semoga loe sukses.
            Karena dia masih melakukan ritual dari suku maya itu, gue langsung tinggalin dia. Lagian kan, kalau dia ketinggalan nyarinya gampang, pasti ada di sekitar bus. Gue duduk gak cuma sama si Hafidz tapi sama Redea jga. Nah, kalau Redea ini orangnya penakut banget. Terakhir kali, gue pernah liat dia lagi nonton Breaking Dawn part 2, dia baru nonton itu aja udah gak berani melekin mata waktu adegan perangnya Aro sama Carleslie. Dia pernah diajak nonton SAW 3D, di kelas padahal, dia baru nonton adegan pertama udah pingsang sampe sepulang sekolah. Gue sekarang ini jadi agak takut sih kalau tiba-tiba Redea kumat lagi takutnya.
            “Red, loe gak takut kan perjalanan jauh kaya’ gini?” Gue yakin dia pasti menutup-nutupi kalau sebenernya dia itu takut.
            “Kagak lah, gue udah sering ke Bali tauk.”
            “Iya sih, tapi yang gue tau kan setiap loe pergi ke Bali ujung-ujungnya gak liburan tapi jadi pasien kan di RS.”
            “Itu dulu men, sekarang udah kagak kok. Tenang aja!”
            “Gue yakin deh sama loe Red, beneran ya?”
            “Iya! takut banget sih loe.” Redea memantapkannya lagi.
            Karena Si Redea udah mengaku kalau dia gak bakal kaya’ dulu lagi, gue jadi bisa tidur deh nanti di perjalanan. Hafidz akhirnya selesai dengan ritualnya dia langsung duduk di samping gue dan Redea. Sebelum berangkat kita yang ada di bus urutan 1 berdo’a terlebih dahulu di pimpin Kepsek gue, yah...kebetulan dia satu bus sama kelas gue. Setelah berdo’a selesai, bus pun memulai langkah pertama dan akhirnya melaju kencang. Gue dengerin lagu-lagunya Aqua Timez, wish..pas banget tau gak, sama pemandangannya. Kanan kiri banyak sawah, penuh hijau-hijauan, mirip kaya’ polisi lagi bikin tilangan. Gue liat ada temen gue anak IPS yang namanya Pungki, daritadi nenteng-nenteng tikar sebelum masuk ke bus, gue cariin anaknya dan...ternyata, dia tidur di kolong tempat duduknya. Buju buneng, kuat amat tuh anak, padahal kan duduk aja bisa mabok apalagi tiduran miring kaya’ gitu. Baru aja berangkat udah banyak lho yang tidur. Termasuk Hafidz sama Redea, mereka udah ngiler-ngiler gitu...
            Gak berapa lama, hal-hal buruk terjadi. Temen gue Tiara yang duduk di depan mabok-mabok gak jelas, dia muntah-muntah di depan, dibawa ke toilet bus masih aja muntah-muntah di situ. Parah banget deh. Hal parah gak berhenti sampe disitu, Redea yang tiba-tiba bangun memberikan masalah yang paling besar.
            “Red, kok loe kebangun?” tanya gue penasaran.
            “Tunggu, tunggu bentar... huaah? Huaaa...” Dia berteriak-teriak gak jelas.
            “Woi, ada apaan woi?”
            “KITA BAKAL MATI! KITA BAKAL MATI..huaaaa...”
            “Apa sih maksud loe? Sadar donk sadar.” Gue mencoba menenangkan si Redea.
            “Gue mimpi kalau kita bakal kecelakaan, ayo turun.” Dia langsung lari dari belakang ke depan bus, ambil mic langsung teriak-teriak lagi.
            Semuanya panik, mereka berceceran di bus. Untungnya, gak ada yang turun, guru besar udah pada nenangin mereka semua. Si Redea yang tetep ngotot akhirnya diturunin dari bus. Redea masih beruntung bus urutan 3 masih mau menampung dia. Hafidz yang juga kebangun ikut-ikutan ngedumel.
            “Mana mungkin kan men, kita kecelakaan gara-gara dia mimpi kaya’ begituan. Padahal gue udah nyenyak tidur jadi kebangun gara-gara dia.”
            “Haha, dia kan parnoan men, mungkin dia parno gara-gara nonton final destination.”
            “Mungkin juga ya men, yaudah tidur lagi aja deh.” Dia itu emang kaya’ kebo tidur mulu gak selesai-selesai.
            Nah, gue punya prinsip nih, pasti bakal membantu banget kalau loe itu lagi ada study tour. Prinsipnya adalah “Keluarkan sedikit makanan (kalau bisa malah gak usah ngeluarin sama sekali) dan dapatkanlah sedikit makanan”. Gue yang menerapkan prinsip itu bener-bener takjub, hidup gue di bus terasa makmur banget. Temen-temen cewek pada buka jajan, langsung abis pasti kalau dibawa ke deretan gue. Anak-anak cowok juga pada buka jajan, karena cowok itu orangnya selalu berbagi apa saja dengan teman, gue akhirnya juga dapet banyak makanan dari mereka. Si Hafidz yang dari tidur tiba-tiba bangun juga, mulutnya udah ngiler-ngiler ternyata dia itu laper. Langsung deh dia merampas semua jajan yang udah dibuka. Tentunya berbagi sama gue juga donk. Hahah...
            Di perjalanan kita semua berhenti cuma buat makan, anak-anak yang udah keroncongan langsung deh makan sebanyak-banyaknya. Beberapa temen gue ada yang melakukan hal yang tak pantas, masa’ mereka udah ambil makan terus dihabiskan dengan rakusnya terus mereka ngambil lagi. Padahal kan itu jatahnya orang. Gue sadar itu emang gak baik, tapi gue juga melakukan itu, karena siapa yang kuat dialah yang hidup.
Perjalanan lanjut lagi, setelah berjam-jam dijalan akhirnya kita semua sampe di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Nah, untuk orang yang baru pertama kali mau ke Bali janganlah beli sesuatu tanpa tanya harganya dulu. Temen gue Gunawan sama Ferdy yang baru pertama kali ke Bali, karena mereka haus mereka beli sprite yang harganya (harusnya) gak sampe goceng, mereka beli dengan harga 10rb satu botol, Gunawan yang niatnya nraktir si Ferdy ujung-ujungnya malah torok 20rb. Mengenaskan... Sedangkan si Hega yang mau berdandan ala bule berniat beli kacamata di situ, dia gak percaya kacamatanya harga 60rb dia tawar, terus dia tawar terus...terus...sampe harganya jadi 10rb. Mungkin dia kelihatan beruntung, tapi sebenernya dia itu dapet sial. Dia ketinggalan kapal, yang lainnya udah pada naik ke kapal, untungnya bus 3 yang tadi menampung Redea ternyata telat, jadinya Hega masih diselamatkan dengan telatnya bus 3.
Yups, kapal. Hal pertama yang gue takutkan adalah “semoga tidak melihat Tiara sama sekali”. Gue naik ke deck kapal yang paling atas, udaranya seger banget, suasananta juga romantis. Banyak lampu-lampu yang kelihatan keren banget. Nah, si Hafidz tiba-tiba nyusul ke atas dengan wajah agak muram.
“Loe kenapa? Mabok laut lho?”
“Kagak men, gue abis liat Tiara muntah-muntah, gue jadi ikut-ikutan mual.”
“Sial banget nasib loe, haha.”
“Uhuukk...Aduh, mual banget men.” Hafidz semakin menjadi-jadi.
“Yaudah gue beliin loe kopi yak, tunggu disini aja.”
Langsung deh gue pergi ke deck bawah dan beli kopi, sebenernya gue gak pingin beli kopi, loe tau kenapa? White coffee anget kalau di kota gue cuma 2rb disini gue harus bayar 6rb. Tapi mau gimana lagi? Bisa-bisa kalau gak gue beliin kopi si Hafidz bisa muntah-muntah dan akhirnya menulari gue. Temen-temen ada yang bercanda di luar deck, banyak yang ngumpul-ngumpul sambil bercanda riang, ada juga yang kemana-mana sama pacarnya. Bahkan mereka itu mau bikin grup kayaknya, masa’ mereka bawa pasangannya masing-masing dan nonkrong bareng di luar deck. Setelah beberapa menit gue liatin mereka, kopi yang gue pesen akhirnya jadi juga. Langsung deh gue bawa lagi ke deck atas.
Gue cariin si Hafidz di deck atas, tapi gue gak ngeliat idungnya sama sekali. Gue bingung, takutnya kalau dia pusing dan akhirnya loncat dari kapal. Gue muter-muter nyariin dia, gak taunya, dia tuh, duduk di pojokan deketnya ruangan si Nahkoda. Sialan banget nih anak. Langsung deh gue kasihin kopinya.
“Gimana? Udah agak baikan belum.”
“Lumayan men, thanks banget men.”
“Tenang aja kita kan friends.”
Tiba-tiba, ada sesosok perempuan yang nongol dari dalem ruangan Nahkodanya, langsung deh gue sama Hafidz kabur dari tuh tempat. Gue sama Hafidz langsung ngibrit ke tempat yang aman dan gak bisa dikejar. Tepatnya, tempatnya adalah tempat bus-bus pada parkir di kapal. Hafidz udah gak mual-mual lagi, gue akhirnya nongkron di deck paling bawah, sambil minum kopi dan ngobrol-ngobrol sama sopir busnya.
Kira-kira perjalanan nyebrang ada 1 jam, kita semua sampai di pelabuhan Gilimanuk, kita semua langsung turun sambil nungguin busnya pada keluar dari kapal, nungguin bus 3 juga. Bus 3 itu bus yang paling lama jalannya, mungkin gara-gara ada Redea disana. Semuanya langsung pada naik ke bus setelah bus 3 juga udah sampai. Karena kita nyebrang lebih dari jam 1 malem, akhirnya kita semua pada tidur deh di bus.

            Sekitar jam 4 WITA, kita udah sampai di Tanah Lot, kita yang selama perjalan gak mandi, bau udah mirip kambing desa, akhirnya memutuskan untuk mandi dulu di Tanah Lot. Disana banyak kamar mandi umum, sayangnya bukan masalah fasilitasnya yang jelek, tapi buat mandi aja bayarnya 4rb, bisa dapet pecel tuh di Bojonegoro. Gue sama temen-temen sekelas langsung menuju kamar mandi yang ada di deket tempat parkir bus. On the way menuju kamar mandi berlangsung biasa aja sampe kita semua ngeliat ada celana dalem yang jatuh di jalan. Semuanya pada ngira kalau itu mungkin punya temen-temen sendiri. Kita semua mandi dengan bahagia, badan kita terasa seger banget. Semuanya selesai mandi berbarengan. Kita keluar dari kamar mandi bayar ongkos mandi dan, celana dalem yang tadi jatuh masih tetep ada. Kita semakin yakin kalau itu punya temen-temen kita sendiri, tapi gak berani diambil. Malu...
            Gue dan temen-temen sekelas nongkrong bareng di deket bus sambil makan jajan yang dibawa sama temen-temen. Kita beli minum di warung deket situ, laper hilang, dahaga juga hilang. Nah, datenglah si Pungki dan kawanannya, dia tiba-tiba menyerobot gue dan temen-temen dan bertanya.
            “Loe tadi liat celana dalem kagak?” Pungki bertanya sambil mangap-mangap.
            “Kagak kok, kenapa?” Jawab kami serempak.
            “Yang bener loe?” tanya Pungki yang masih belum percaya.
            “Gue kaya’nya tadi liat .” Jawab gue sekenanya.
            “Tadi katanya loe gak tau? Emang loe tau dimana?”
            “Itu lho, di jalan arah ke kamar mandi, loe cariin aja disitu.”
            Pungki langsung berlari terbirit-birit ingin menyalamatkan celana dalemnya. Dia akhirnya menemukan celana dalemnya dia terdengar sangat riang, ekpresi wajahnya kaya’ abis melahirkan. Pungki akhirnya langsung berlari ke arah gue dan temen-temen.
            “Makasih bro, untung loe tau dimana celana dalem gue. Makasih yow bro.” Wajahnya terlihat senang dan memerah ketika mengucapkan terima kasih ke gue.
            “Iya sama-sama.”
            “Gue akhirnya bisa ganti celana dalem, hiiiyaaa...hahahaha.” Dia berteriak-teriak sambil tertawa mirip setan.
`           To be continued....
Yups, tenang aja, cerita ini masih bakalan lanjut. Insyaallah di blog ini ceritanya Cuma tentang study tour gue ke Bali. Kalau cerita fullnya bakalan ada di Novel gue.